Minggu, 08 Januari 2012

Menejemen Pengadaan

                                                                BAB 1

                                                     PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah pengadaan masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi organisasi untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, maka organisasi dituntut untuk memberdayakan dan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki,dengan ada nya menejemen pengadaan ini maka organisasi akan menjadi lancer dan mencapai satu tujuan.

Dengan ada nya pengadaan ini maka dalam suatu organisasi barang yang masuk dan keluar akan diketahui,adapun dalam pengadaan ini harus mempunyai beberapa aspek yaitu pemilihan asal barang, pemilihan jenis barang dan pemilihan jumlah barang.





                                                               BAB 2

                                                   TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Manajemen Pengadaan

Pengadaan barang/jasa pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang/jasa yang dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang/jasa, Sedangkan penyedia barang/jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang kegiatan usahanya menyediakan barang/layanan jasa.

Outsourcing

Dari beberapa sudut pandang, outsourcing ini dianggap sebagai sarana untuk mengurangi biaya, menurunkan pekerjaan agar memungkinkan suatu perusahaan berkonsentrasi pada sejumlah aspek penting pengembangan dan penggunaan teknologi informasi, dan mengakses keterampilan yang mahal yang akan menjadi terlalu mahal jika harus diusahakan sendiri oleh perusahaan. Outsourcing melibatkan transfer manajemen dan / atau hari-hari pelaksanaan seluruh fungsi bisnis eksternal untuk layanan selular. Klien organisasi dan pemasok masuk dalam perjanjian kontrak yang mendefinisikan layanan ditransfer. Di bawah perjanjian pemasok mengakuisisi sarana produksi dalam bentuk transfer masyarakat, aset dan sumber daya lainnya dari klien. Klien setuju untuk memperoleh layanan dari pemasok untuk jangka waktu kontrak. Segmen bisnis biasanya outsourced termasuk teknologi informasi, sumber daya manusia, fasilitas, real estate management, dan akuntansi.

Alasan Outsourcing

Outsource adalah organisasi yang mencari keuntungan atau untuk menangani asalah-masalah berikut:
Fokus pada Core Bisnis. Sumber daya (misalnya investasi, masyarakat, infrastruktur) yang berfokus pada pengembangan bisnis inti. Misalnya mereka sering organisasi Outsource TI untuk mendukung layanan TI specilaised perusahaan.
Meningkatkan kualitas. Mencapai langkah perubahan kualitas kontraktor keluar melalui layanan dengan kesepakatan tingkat layanan baru.
Pengetahuan. Akses terhadap kekayaan intelektual dan pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas.
Kapasitas manajemen. Sebuah metode meningkatkan kapasitas pengelolaan layanan dan teknologi di mana risiko dalam memberikan kelebihan kapasitas yang ditanggung oleh pemasok.
Meningkatkan kapasitas untuk inovasi. Perusahaan semakin menggunakan pengetahuan eksternal untuk melengkapi layanan yang kapasitasnya terbatas untuk inovasi produk.
Commodification. Kecenderungan dari standardizing proses bisnis, TI dan Layanan aplikasi layanan yang memungkinkan perusahaan untuk membeli cerdas di sebelah kanan harga. Memungkinkan berbagai usaha akses ke layanan yang sebelumnya hanya tersedia bagi perusahaan-perusahaan besar.
Manajemen risiko. Sebuah pendekatan manajemen risiko untuk beberapa jenis risiko yang bermitra dengan sebuah agen outsourcing yang lebih baik mampu menyediakan mitigasi.
Penghematan biaya, yang menurunkan dari keseluruh biaya pelayanan kepada usaha. Ini akan melibatkan mengurangi lingkup, mendefinisikan kualitas tinggi, harga kembali, kembali negesiasi, biaya kembali struktur. Akses untuk menurunkan biaya ekonomi melalui offshoring yang biasa juga di sebut labor orbitrage upang yang dihasilan industri dan kesenjangan antara negara-negara berkembang.
Jenis-Jenis Kontrak

Sedangkan dari sifat kontraknya, ada beberapa yaitu:
Kontrak lump sum. Jenis kontrak ini bersifat tetap dan pasti. Pemenang tender harus menyelesaikan kontrak pengadaan barang dan jasa sampai pekerjaan tersebut selesai sesuai dengan jangka waktu penyelesaian yang sudah ditentukan. Apabila ada risiko dalam penyelesaian pekerjaan tersebut menjadi tanggungjawab pemenang tender.
kontrak harga satuan. Jenis kontrak ini bersifat tetap dan pasti, berdasarkan harga satuan pekerjaan dengan spesifikasi tertentu. Sehingga pembayarannya dilakukan atas dasar pengukuran bersama atas volume pekerjaan.
Kontrak gabungan lumpsun dan harga satuan. Jenis kontrak ini, merupakan gabungan antara lumpsum dengan harga satuan.
Kontrak terima jadi. Jenis kontrak ini, seluruh pekerjaan diselesaikan dengan waktu tertentu sampai kontruksi dan peralatan penunjang lainnya dapat berfungsi sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.
Kontrak persentase. Jenis kontrak ini, pelaksana kontrak atau pekerjaan pemborongan tersebut akan menerima imbalan jasa berdasarkan persentase nilai pekerjaan konstruksi.
Kontrak tahun tunggal. Jenis kontrak ini, pelaksanaan pekerjaannya mengikat dana anggaran untuk satu tahun masa anggaran negara.
Kontrak tahun jamak. Jenis kontrak ini, pelaksanaan pekerjaan mengikat dana anggaran untuk satu tahun lebih masa anggaran negara dengan persetujuan pejabat pemerintah.
Kontrak pengadaan tunggal. Jenis kontrak ini, dilaksanakan oleh satu kontraktor untuk menyelesaikan proyek dalam waktu tertentu.
Kontrak pengadaan bersama. Jenis kontrak ini, dilaksanakan oleh beberapa kontraktor untuk menyelesaikan proyek dan waktu tertentu secara bersama berdasarkan kesepakatan.



                                                                BAB 3

                                                        PEMBAHASAN

3.1 Kasus Manajemen Pengadaan Obat di Apotik

Pengadaan obat apotik bertujuan agar tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan apotik dengan mutu yang terjamin serta dapat diperoleh pada saat yang diperlukan.
Pengadaan obat di apotik dapat dilakukan dengan metode pembelian langsung ke distributor atau Pedagang Besar Farmasi (PBF). Pemilihan metode ini tergantung berapa banyak kebutuhan obat di apotik dan dana yang tersedia. Apotik yang banyak jaringannya bisa melakukan pengadaan dengan metode tender atau lelang umum. Perlu dikethaui, bahwa masing-masing metode ini ada kelebihan dan kekurangannya, yang penting adalah disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan apotik.
Kemudian proses pengadaan obat diapotik biasanya untuk kebutuhan satu atau dua bulan. Ada juga yang untuk kebutuhan mingguan, bahkan harian. Kuantitas obat ini ditentukan atas dasar pemakaian obat di apotik, dana yang tersedia, jarak dengan distributor/PBF atau fasilitas/pelayanan yang diberikan distributor kepada apotik. Jika apotiknya memiliki jarak yang dekat dengan distributor, ada pelayanan langsung antar dari PBF jika ada order apotik dan pemakaian obatnya sedikit maka apotik tidak perlu menyimpan obat dalam jumlah besar, cukup untuk kebutuhan harian atau bulanan.
Selanjutnya pengadaan obat dilakukan oleh apoteker atau bagian khusus pembelian apotik yang berkoordinasi dengan bagian keuangan apotik dan PSA. Pengadaan obat harus menerapkan prinsip transparan, akuntabel, efisien dan efektif.
Selanjutnya penting juga dalam pengadaan adalah memilih distributor obat. Distributor obat yang dipilih hendaknya memiliki rekam jejak yang baik dalam dunia farmasi dan usaha. Hubungan apotik dengan distributor obat sangat penting sekali dalam menjaga kontinuitas ketersediaan obat di apotik.


                                                               BAB 4

                                                        KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan yang dapat ditarik dari penjelasan di atas adalah sebagai berikut:

Fungsi-fungsi menejemen pengadaan merupakan hal yang sangat vital dalam menjalankan sebuah perusahaan. Namun banyak hal yang akan mempengaruhi fungsi-fungsi pengadaan dalam pengaplikasiannya. Peristiwa tak terduga merupakan salah satu hal yang akan mempengaruhi semua kegiatan dan fungsi-fungsi pengadaan. Selain itu perusahaan pun harus siap untuk mempertahankan perusahaannya walaupun peristiwa tak terduga terjadi. Oleh karena itu kami mengambil kesimpulan bahwa setiap perusahaan harus siap dan mengambil keputusan yang bijaksana agar perusahaan dapat tetap berjalan tanpa ada penyimpangan pengaplikasian fungsi-sfungsi pengadaan.


DAFTAR PUSTAKA

http://bppk.depkeu.go.id
http://wikipedia.org
http://acc.dau.mil
http://ahds.ac.uk
http://jiscinfonet.ac.uk/infokits/risk-management
http://vibiznews.com

AS/NZS 4360:2004, Australian/New Zealand Standard Risk Management, Joint Technical Committee OB-007 Risk Management, 31 Agustus 2004.

Artikel “Landasan Teori Asset Manajemen”, Website Manajemen Asset, 2007.

Artikel “Lifecycle Asset Management” Website Manajemen Asset, 2007.

1 komentar:

  1. Wah pengadaan di swasta ini ya...
    Just Blogwalking, salam kenal dan salam pengadaan dari Bogor

    heldi.net

    BalasHapus